Selasa, 10 Maret 2009

Wacana Pemekaran Desa Bukang Kec. Simpang Dua


Oleh Tim Pan Pemekaran Desa Bukang Agustus 2008

LATAR BELAKANG DESA BUKANG

Berdasarkan tradisi lisan Bukang adalah salah satu daerah pemukiman tertua Suku Dayak Simpang terletak di wilayah Kecamatan Simpang Dua. Penduduk Bukang berasal dari Tambak Rawang Batu Bakajang dan Tiang Jurong (sekarang berada di wilayah Sukadana, KKU) nenek moyang orang Bukang berasal dari keturunan Kerana Munang dan Kerana Muning yaitu dari Dayang Rimbung yang menikah dengan Rangga Wen. Dari pasangan itu lahirlah Mangku Lurah Pemimpin Besar mereka di Tambak Rawang Batu Bakajang. Karena gejolak politik di dalam kerajaan sepupunya Raja Baporong dan sering diserang oleh Lanun (perompak) mereka memasuki pedalaman. Ria Niti dan rombongannya memasuki wilayah Bukang Banjur Kampar Sebomban dan menetap hingga kini.Berdasarkan latar belakang peradaban Pantai dan menyatu dengan kehidupan pedalaman lahirlah peradaban Bukang dengan pusat Rumah Batang.

Ada lima (5) buah rumah Batang yang menjadi pusat Seni Budaya Sosial politik dan Ekonomi orang Bukang yaitu Rumah Batang Tolok Cula, Rumah Batang Bang Bosi (Terbakar, 1780), Rumah Batang Raya, Rumah Batang Betanek, dan Rumah Batang Tamatu (dibongkar, 1977).Kini Bukang telah didiami selama 17 keturunan Demung dan Temenggung Adatnyapun berada pada urutan keturunan ke 17. Bukang memiliki sejarah sosial budaya yang unik, kata Bukang artinya ditengah-tenga (Central). Hal ini mengacu pada Bukang sebagai pusat penyebaran Penduduk ke kampung-kampung di sekitarnya seperti: Sekatap, Bekolok, Simpang Dua, Riban, Selantak, Karab, dll. Sejak zaman dahulu Bukang menjadi pusat pemerintahan dan Hukum Adat. Pangkat-pangkat pemerintahan kuno ada di Bukang, dari pangkat Pateh (Patih), Patinngi (Petinggi), Tamonggong (Tumenggung), Ria (Aria) pernah ada di Bukang. Dahulu Bukang merupakan pusat Demung Kepala dengan Pangkat Petinggi. Ada lima Petinggi yang pernah memerintah dari zaman Belanda sampai awal kemerdekaan (1780-1950), yaitu:Petinggi Duyung,Petinggi TabalangPetinggi Teluk,Petinggi Mure,Petinggi Kupak.

Kini Bukang masih tetap memiliki jejak-jejak peradaban dalam bentuk Adat Istiadat dan Tradisi lisan nenek Moyang, semuanya itu terlihat dalam ciri khas keseharian masyarakat Bukang seperti:- Masyarakat dari satu (1) keturunan namun, menerima penduduk-penduduk yang menikah dan menetap,- Mempertahankan Adat Budaya dan tradisi Lisan nenek Moyang,- Memiliki kepemimpinan local- Masyarakat yang Agraris, petani lading dan petani karet alam,- Hutang dan sumber daya alam lainya dilindungi secara hokum adapt dan dikelola sesuai dengan kearifan local,- Kampung-kampung dan hak-hak Ulayat masyarakat memiliki batas-batas yang jelas dan diakui secara Adat dan berlaku umum,- Beragama dan memiliki toleransi,- Ramah dan Berjiwa Dinamis,Hingga tahun 1986 Bukang berstatus kelurahan. Berhubungan adanya pemekearan Desa tahun 1987 Kelurahan Bukang digabung ke Desa Semandang Kanan dan Hingga kini berstatus Dusun. Situasi ini sangat menghambat kemajuan masyarakat Bukang. Mengacu kepada peratuaran Pemerintahan RI No. 72 tahun 2005 tentang Desa dan Peraturan Pemerintahan RI No. 73 tahun 2005 tentang kelurahan dan mengingat Bukang memenuhi persyaratan yang terdapat dalam peraturan-peraturan yang tersebut dia atas maka kami masyarakat Dusun Bukang mengajukan permohonan Pemekaran Bukang menjadi Desa Bukang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar